Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

berbincang dengan malam

sunyi menemaniku yang masih terjaga tetap begelayut pada kata-kata yang tiada sirna angin pun tak mau kalah, katanya menyusupi dinginnya malam ke sela tulang dada tidak, ini belum tengah malam sepuluh menit lagi, coba saja terpejam suara teman kecil sudah berdendang dalam kelam hai, malam temani aku bergulat dengan puisi ajari aku jauhkan ilusi bimbing aku cari imajinasi larang aku bertengkar dengan emosi dengar aku, malam? pusing memikirkan hal yang tabu dalam lautan kamu yang mengkamu-kamu isi hatiku hanya satu yang tetap berpacu kamu, siapa lagi yang tak tahu malu? aku senang, malam, tapi sedih puisiku, kini benar-benar jam dua belas malamku, kini benar-benar semakin keras otakku, kini benar-benar tak bisa lepas kamu, duhai malam 11.50 p.m

Pergi

Pada retak aku rasakan hancur Pada hati pula kurasakan kecewa Di hujan pilu dari awan hitam kelam Perlukah aku menyesal? Di saat rintik hujan mengenai batas harap Bak kertas yang basah Robek; Runtuh sudah bangunan ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan Dan sekarang telah pasti Jatuh, perih, luka, terbaring Sendiri kujalan kembali Di jalan yang belum pernah aku singgahi Aku pergi.