Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Diam

Diam Diam, diam, dalam diam Puasa kata beribu malam Akankah diam ini menyelimuti malam? Tak lagi menunggu matahari terbenam Di sini tetap diam Memandang kelam Yang tidak lagi temaram Diam, diam, dalam diam Di kala rinduku tenggelam Bersama asa yang sudah buram Di penghujung malam Tuhan, kabulkan doaku di hati yang terdalam

Satu Bintang di Langit Kelam

Gambar
Sadarkah kalian akan pesan dari semesta? Nyanyian dari angkasa, tarian dari samudera, dan seruan dari bumi. Luapan tangis hujan, terpaan sepoi angin, silauan sinar mentari, hingga gugusan rasi bintang. Semesta telah berkorban. Menjadi pentas di mana berlangsungnya permainan berjuta makhluk; sandiwara. Menjadi saksi betapa baik atau buruknya suatu penampilan. Tak jarang, semesta pula mempermainkan yang sedang bermain, akibat dari tidak berbalas budinya sesosok makhluk paling sempurna; manusia. Tidak mensyukuri segala yang ada dan tidak pernah merasa cukup. Semesta sedih. Namun, ia menutupi kenestapaannya (walaupun sesekali menunjukkan). Hingga suatu malam, tidak ada nyanyian dari angkasa, tarian dari ombak samudera, bahkan gugusan bintang kecil. Angkasa tanpa pesan. Gelap; tidak lagi temaram; kelam. Semua bagaikan tidak mau melaksanakan tugasnya—tetap di peraduan. Lelah. Namun, di setiap kehidupan pasti ada sosok yang bijaksana. Tidak perlu jut